Kamis, 29 Desember 2011

Mengenal Kebesaran ALLAH

Mengenal kebesaran Allah dalam rangka untuk mengatasi kenakalan remaja merupakan cara efektif. ketika seseorang dapat mengetahui kebesaran Allah, maka dalam dirinya akan muncul kecintaan terhadap Allah, sehingga apa yang menjadi perintahNya akan dilakukan dan yang menjadi laranganNya akan dijauhi.
Namun untuk mengenal kebesaran Allah syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah meyakini adanya tuhan dan memahami keberadaanya. Dengan mengetahui dan meyakini adanya tuhan makakita akan dengan mudah memahami akan kebesarannya. Kenyataannya dilapangan banyak sekali pandangan para ilmuwan yang mewujudkan tentang keberadaan tuhan. Tidak jarang kesimpulan dari pandangan ilmuwan tersebut mendeskripsikan tentang adanya tuhan. Dan ironisnya pandangan ilmuwan tersebut banyak dikonsumsi oleh generasi-generasi muslim.
Jika hal ini tidak dijawab atau tidak diselesaikan, maka generasi muslim lambat laun akan jauh dari nilai-nilai ketuhanan karena secara tidak sadar  mereka mulai menerima argumen-argumen ilmuwan yang menyimpang tersebut. Jika para generasi muslim jauh dari nilai-nilai ketuhanan, maka bagaimana mereka dapat memahami kebesaran tuhan??
Selain itu jika generasi muslim dapat menjawab  pandangan ilmuwan tersebut, maka akan muncul keimanan yang semakin kuat karena dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang kuat. Hal ini akan berefek pada kecintaan tuhan yang semakin tinggi.
Dari uraian diatas, maka kita harus untuk menjawab ilmu pengetahuan yang secara tidak langsung mendeskriditkan tentang keberadaan tuhan.

PANDANGAN ILMUWAN TENTANG ALLAH.

PANDANGAN SIGMUND FREUD.
Agama merupakan hasil  produksi alam bawah sadar manusia, dan bukanlah merupakan hal yang mempunyai wujud dalam alam nyata. Tuhan itu tidaklah ada, dan hanya merupakan pantulan pribadi manusia pada layar alam. Alam akhirat itu tidak ada karena hanyalah gambaran idealis dari keinginan manusia. Sedang wahyu dan ilham hanya merupakan penjelmaan yang luar biasa dari repressi anak-anak yang tertekan jiwanya.

MENJAWAB TEORI SIGMUND FREUD.
Manusia yang mengkhayalkan tuhan sesungguhnya tidak mempengaruhi ada dan tidaknya tuhan. Adanya sesuatu tidak ditentukan oleh ide dan khayal diluar dirinya. Tetapi adanya sesuatu itu ditentukan oleh hukum kausalitasnya, contohnya:
(1) Seorang penderita yang tengah sakit yang berada dipedalaman hutan, tiba-tiba ia mengkhayalkan adanya dokter atau penyembuh yang profesional yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Ketika ia mengkhayalkan seorang penyembuh apakah mesti penyembuh itu tidak ada??
(2) seorang warga gunung yang senantiasa dirundung kegelapan. Kemudian ia mengkhayalkan penerangan, apakah penerangan itu tidak ada??
Hukum Khayal atau Gagasan.Orang yang mengkhayalkan segala sesuatu menjadi keharusan bahwa apa yang dikhayalkan itu pernah dilihat atau didengarnya. Tidak mungkin gambaran khayal seseorang lahir tanpa melewati pendengaran atau penglihatan barunya. Khayal pada diri manusia hanya bersiat kreatif dan variatif dari pengkhayalnya.
Begitu juga adanya ide tuhan dalam diri manusia, ide itu tidak mungkin tumbuh tanpa penglihatan dan pendengaran (menurut teori diatas). Sesungguhnya adanya tuhan telah ditangkap oleh penglihatan dan pendengaran perasaan. Perasaan pada diri manusia berfungsi untuk menangkap sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh indra misalnya adanya kerinduan dan kasih sayang. Jadi ide manusia akan adanya tuhan membuktikan adanya tuhan secara mutlak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar