Minggu, 13 Januari 2013

CERPEN KETULUSAN HATI

Agha , anak desa Durian dikenal sebagai anak yang bijaksana , baik , ramah , pintar , cerdas , tampan , dan baik hati. Sehingga banyak gadis yang suka pada-nya. Tetapi tidak sedikit juga yang iri dan tidak senang pada Agha terutama anak laki-laki. Malvin contohnya , dia anak orang kaya tetapi dia sangat sombong dan sangat benci pada Agha.
            Agha dan Malvin adalah teman satu kelas , dikelas Malvin tidak pernah menyapa Agha , malah sering mengolok-olok dan mengerjainya. Suatu saat itu Agha sedang membaca buku di perpustakaan sekolah , lalu datanglah Malvin , Dion , dan Jeffry yang dijuluki trio jail di sekolah , di perpustakaan mereka mengejek Agha “Hai anak kampung , jangan cari sensasi deh , pake baca buku segala.” Ejek Malvin. “Sok pintar banget.” Sahut Dion dengan suara keras. “Ingat dong , kamu itu anak kampung , miskin lagi , jadi jangan harap cewek di sekolah ini mau sama kamu.” Sambung Jeffry. Agha hanya diam dan pura-pura tidak mendengar , Agha sama sekali tidak pernah memendam dendam pada tiga anak itu. Lalu datanglah Nabilah , cewek primadona di sekolah itu yang sekaligus dikagumi oleh Malvin. Nabilah datang untuk menguatkan hati Agha dan menghibur Agha. “Agha , jangan dengarkan perkataan mereka , mereka hanya iri pada kamu.” Hibur Nabilah. “Terima kasih Nabilah.” Jawab Agha. Malvin semakin jengkel ketika dia melihat Nabilah mendekati Agha , lalu Malvin berteriak “Hai anak miskin , sejak kapan kamu pelet Nabilah sehingga dia mau berteman denganmu?”. Lalu Nabilah berkata pada Agha “Jangan hiraukan perkataannya , aku ikhlas kok berteman dengan-mu.”. Agha hanya tersenyum puas.
            Bel tanda pulang sudah berbunyi , murid-murid pulang dengan tertib. Agha pulang dengan berjalan kaki karena Agha tidak mempunyai uang untuk  naik angkutan umum , bebeda dengan Malvin , Malvin pulang dijemput oleh mobil pribadi dan sopir pribadinya , suatu waktu Malvin meminta sopirnya untuk menabrak Agha dari belakang , awalnya si sopir tidak mau karena takut dipenjara , tetapi Malvin mengancam jika tidak menuruti , si sopir akan dipecat. Dengan terpaksa si sopir akhirnya menuruti keinginan tuan mudanya. Agha ditabrak dari belakang dengan kecepatan tinggi , Agha jatuh tersungkur hingga jatuh ke jurang , lukanya parah , berlumuran darah , dan pingsan. Tak seorangpun mengetahui kejadian itu , sehingga tidak ada yang menolong. Sedangkan yang menabrak melarikan diri tanpa ada rasa bersalah. Tetapi ada kakek tua mengetahui kejadian tersebut lalu si kakek bergegas menyelamatkan nyawa Agha. Beruntung si Kakek masih sempat menyelamatkan Agha , lalu Kakek membawa Agha ke gubuk tua di tengah hutan tempat tinggal Kakek itu. Kakek merawat Agha dan memberi obat alami , dan membiarkan Agha istirahat di kasur tua Kakek , sedangkan kakek berjaga agar tidak diserang oleh binatang buas. Tengah malam , orang tua Agha sangat khawatir dan panik dengan keadaan Agha yang tidak pulang-pulang sejak berangkat sekolah , Ibu takut jika terjadi apa-apa pada Agha , mereka sudah menghampiri rumah teman-teman Agha dan sudah menelepon ke sekolah tetapi tidak ada kabar tentang Agha. Nabilah dan teman-teman yang lain membatu untuk mencari Agha , terkecuali Malvin , Dion , dan Jefrry. Sehigga ayah Agha curiga dengan Malvin , karena Ayah Agha tau kalau Malvin sangat benci pada Agha. “Bu , gimana kalau kita kerumah Malvin , siapa tahu kalau Malvin menculik Agha” Ajak Ayah. “Kita jangan suudzon dulu , tidak baik menuduh orang sembarangan.”Sahut Ibu. Waktu sudah menjelang subuh , mereka pasrah , mereka menghentikan pencarian dan pulang kerumah masing- masing.
            Pagi hari , Agha belum sadarkan diri , si kakek mencari bahan makanan dihutan untuk dimakan bersama Agha. Beruntung Kakek mendapatkan  banyak bahan makanan dan cukup untuk dimakan berdua bersama Agha. Sepulang ke rumah Kakek melihat Agha terbangun dari tidurnya. “Aku dimana?” tanya Agha. “Kamu sekarang berada di rumah kakek , kemarin kamu mengalami kecelakaan dan kakek merawatmu disini” Jawab kakek. “Siapa namamu nak?” tanya kakek. “Namaku Agha kek” Jawab Agha. Lalu si Kakek mengajak Agha untuk sarapan , dan selesai sarapan kakek akan mengantar Agha pulang kerumah. “Dimana kamu tinggal nak?” Tanya kakek. “Aku tinggal di desa durian kek” jawab Agha. “Mari , kakek antar kamu pulang” Ajak kakek. “Tidak usah repot-repot kek , terima kasih banyak telah merawatku , dan saya bisa pulang sendiri sekarang kek” sahut Agha. “Tapi ini ditengah hutan nak , kakek takut kalau terjadi apa-apa dengan kamu” ucap kakek.
            Akhirnya si Kakek mengantar Agha pulang ke rumah , di perjalanan Agha bertanya-tanya sedikit tentang kakek. “Istri dan anak Kakek dimana?” Tanya Agha. “Istri dan anak kakek sudah meninggal dunia karena diserang oleh harimau” kakek menjawab dengan raut muka sedih. “Mungkin saat ini anakku setara dengan umurmu nak” ucap kakek. “Kalau boleh tahu kenapa mereka bisa diserang harimau kek?” Tanya Agha penasaran. “Itu karena kelalaian kakek membiarkan mereka dirumah sendirian , sedangkan kakek enak-enakkan mencari kayu bakar dihutan , lalu harimau masuk kerumah kakek tanpa diduga , pada saat itu anak kakek masih bayi berumur 5 bulan jadi mereka berdua tidak berdaya melawan harimau kelaparan itu” jawab kakek sambil mengingat masa lalunya.
            Tanpa sadar mereka sudah sampai dirumah Agha. “Itu kek rumahku yang bercat hijau” ucap Agha. Lalu Agha berlari kerumah dan memeluk orangtuanya. “Kamu kemana saja nak? , kami sudah berusaha mencarimu” tanya ibu. “Ceritanya panjang bu , nanti aku ceritakan , yang penting kita harus berterima kasih pada kakek dulu bu” ucap Agha. “Kakek siapa nak?” tanya Ayah. Lalu Agha menoleh kebelakang , belum sempat berterima kasih , si Kakek sudah menghilang. Tetapi Agha tahu alamat rumah Kakek , Setiap pulang sekolah Agha dan Nabilah selalu mampir kerumah Kakek dan tak jarang ibu membuatkan makanan untuk Kakek.
            Dua bulan kedepan sekolah mengadakan lomba cerdas cermat , Agha dan Nabilah mengikut sertakan diri untuk mengikuti lomba tersebut , mereka mengajak  Rizal untuk menjadi tim mereka , tim mereka sangat cocok dan bisa dibilang hampir sempurna karena Agha handal dalam pelajaran matematika , Nabilah pintar dalam pelajaran bahasa , sedangkan Rizal pandai dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan atau PKN. Tapi mereka tidak bisa meremehkan lawan mereka , karena lawan mereka juga termasuk pintar. Lawan mereka adalah Malvin dan dua orang temannya Dion , dan Jeffry. Meskipun mereka jail tapi mereka bisa dibilang pandai karena Jeffry pandai dalam pelajaran seni budaya , Dion mengerti semua pelajaran sejarah , sedangkan Malvin sendiri handal dalam pelajaran ilmu pengetahuan.
            Agha tidak bisa santai-santai , dia harus terus belajar , dia tidak mempunyai waktu bermain , apalagi main di rumah kakek. Agha , Nabilah , dan Rizal selalu belajar dan berlatih bersama. Hingga acara lomba dimulai.
            Lomba dimulai , kedua tim sudah siap dan matang untuk mengikuti lomba. Perlawanan sangat sengit , pertanyaan demi pertanyaan dilanturkan , dan mereka harus berebut menjawab pertanyaan tersebut. Skor mereka sama , tim Agha mendapat point 200 dan tim Malvin juga mendapat point 200. Terpaksa panitia harus mengeluarkan pertanyaan terakhir , pertanyaan ini adalah pertanyaan penentuan menang atau kalahnya salah satu tim. Pertanyaan ini adalah pertanyaan matematika yang berhubungan dengan huruf aljabar , akhirnya pertanyaan sudah dikeluarkan dan Agha bergegas menghitung dan mencoret-coret kertas buramnya untuk menentukan jawabannya. Tidak banyak tanya Agha langsung menekan bel dan cepat-cepat menjawab. Ternyata jawaban Agha benar dan tim Agha menang dengan point 210 , selisih tipis dengan tim Malvin yang memperoleh point 200. Akhirnya mereka mendapat medali , piala , dan sertifikat kemenangan. Tetapi tim Malvin tidak sportif , mereka tidak memberi selamat pada tim Agha malah langsung meninggalkan ruangan. Tetapi tim Agha dengan besar hati memaafkan mereka.
            Sudah tiga bulan mereka tidak kerumah kakek , mereka berniat memberi kejutan pada kakek dengan kemenangan mereka dalam lomba cerdas cermat sekolah. Mereka sudah sampai dirumah kakek. Kebahagiaan mereka seakan langsung buyar setelah mereka membuka pintu rumah kakek , mereka melihat kakek tertidur kaku , suhu badan kakek dingin , seluruh wajah kakek terlihat pucat , dan kakek sudah tidak menghembuskan nafasnya lagi. “Innalillahi wa inna ilaihi roziun” ucap Agha , Nabilah , dan Rizal serentak sambil menangis , seakan tidak rela melepas kepergian seorang kakek tua yang baik dan sabar itu. Mereka mengumpulkan dana untuk pemakaman jenazah kakek.
            Tapi mereka masih sangat sayang pada kakek itu. Setiap hari mereka membersihkan dan merapikan rumah kakek yang berdebu dan lusuh itu. Di waktu yang sama Malvin , Dion , dan Jeffry sedang mencari serangga di hutan dekat dengan rumah kakek. Tidak diduga mereka diperhatikan oleh seekor harimau , dan harimau itu mulai menyerang tiga anak itu , mereka berteriak minta tolong. Agha yang mendengar kejadian itu bergegas menyelamatkan tiga anak itu , yang awalnya Agha adalah anak yang penakut , menjadi gagah berani seakan jiwa kakek itu merasuk kedalam tubuh Agha.
            Agha langsung bergegas mengambil bambu yang sangat runcing , dan langsung menancapkan ke perut harimau itu sampai tembus kesamping. Harimau itu mati tak berdaya. Dion dan Jeffry berterima kasih pada Agha sekaligus ingin meminta maaf atas perbuatannya selama ini. Kecuali Malvin , Malvin malah marah-marah kepada Agha. “Kenapa kamu ikut campur urusan kami , seharusnya aku tadi bisa membunuh harimau itu dan menyelamatkan nyawa Dion dan Jeffry!” , “Tapi kenapa kamu tadi berteriak sambil menangis seperti anak kecil” Sahut Jeffry. “Bodoh , itu tadi untuk memancing harimau itu” Ucap Malvin. “Sudahlah , kamu banyak alasan , kami tidak mau main lagi sama kamu , untung ada Agha yang menyelamatkan nyawa kami.” Potong Dion. Akhirnya Malvin pergi dengan rasa malu , marah , jengkel , dan benci bercampur jadi satu. “Seharusnya kalian tidak boleh begitu pada teman kalian sendiri”ucap Agha. “Biarkan saja , siapa suruh dia sombong”jawab Dion dan Jeffry serentak. Akhirnya mereka berteman baik dengan Agha.
            Sepuluh tahun kemudian , mereka sudah beranjak dewasa , mereka sudah mendapat pekerjaan masing-masing Agha menjadi sukses karena Agha menjadi bendahara keuangan Republik Indonesia , Rizal menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) , Nabilah menjadi pengacara terhormat , Dion menjadi sejarahwan terkenal , Jeffry menjadi perupa atau seniman besar Indonesia. Tetapi yang paling menyedihkan adalah Malvin yang cita-citanya sebagai dokter tapi tidak kesampaian karena orangtuanya bangkrut dan akhirnya meninggal karena stress berat , Malvin yang dulunya manja dan tidak mandiri akhirnya tidak memiliki pengalaman dan sekarang menjadi pemulung jalanan.
            Agha berjodoh dengan Nabilah dan mereka sudah sukses karena usahanya sendiri dan memiliki rumah mewah dan besar , padahal awalnya Agha adalah anak dari orang yang kurang mampu , sekarang Agha dapat membahagiakan orangtuanya , dan orangtua Agha dapat menghabiskan waktu-waktu tuanya di rumah Agha yang nyaman.
            Malvin semakin iri melihat kejadian itu apalagi gadis yang disukainya dulu menjadi istri orang yang paling dibencinya yaitu Agha. Waktu Agha akan berangkat kerja , dia melihat seseorang didepan rumahnya. “Kelihatanya aku kenal dengan orang itu” ucap Agha pada Istrinya. “Bukanya itu Malvin , teman kita SMP dulu”jawab Nabilah. “tidak mungkin , dia kan anak orang kaya”jawab Agha tidak percaya. “Coba kita dekati” ajak Nabillah. Ternyata benar orang itu adalah Malvin. Malvin menceritakan semua kejadiannya dan sekaligus meminta maaf kepada Agha. Agha mengajak Malvin untuk tinggal bersama dirumahnya dan sekaligus mendanai Malvin untuk belajar di pendidikan kedokteran demi cita-citanya. Malvin sangat bahagia dan sangat berterima kasih pada Agha dan Nabillah. Kebaikannya mengingatkan Agha dengan sosok Kakek yang pernah menolongnya dulu. Agha menganggap arwah Kakek itu masuk dalam jiwa dan nurani Agha.