Agha , anak desa Durian dikenal
sebagai anak yang bijaksana , baik , ramah , pintar , cerdas , tampan , dan
baik hati. Sehingga banyak gadis yang suka pada-nya. Tetapi tidak sedikit juga
yang iri dan tidak senang pada Agha terutama anak laki-laki. Malvin contohnya ,
dia anak orang kaya tetapi dia sangat sombong dan sangat benci pada Agha.
Agha dan
Malvin adalah teman satu kelas , dikelas Malvin tidak pernah menyapa Agha ,
malah sering mengolok-olok dan mengerjainya. Suatu saat itu Agha sedang membaca
buku di perpustakaan sekolah , lalu datanglah Malvin , Dion , dan Jeffry yang
dijuluki trio jail di sekolah , di perpustakaan mereka mengejek Agha “Hai anak
kampung , jangan cari sensasi deh , pake baca buku segala.” Ejek Malvin. “Sok
pintar banget.” Sahut Dion dengan suara keras. “Ingat dong , kamu itu anak
kampung , miskin lagi , jadi jangan harap cewek di sekolah ini mau sama kamu.”
Sambung Jeffry. Agha hanya diam dan pura-pura tidak mendengar , Agha sama
sekali tidak pernah memendam dendam pada tiga anak itu. Lalu datanglah Nabilah
, cewek primadona di sekolah itu yang sekaligus dikagumi oleh Malvin. Nabilah
datang untuk menguatkan hati Agha dan menghibur Agha. “Agha , jangan dengarkan
perkataan mereka , mereka hanya iri pada kamu.” Hibur Nabilah. “Terima kasih
Nabilah.” Jawab Agha. Malvin semakin jengkel ketika dia melihat Nabilah
mendekati Agha , lalu Malvin berteriak “Hai anak miskin , sejak kapan kamu
pelet Nabilah sehingga dia mau berteman denganmu?”. Lalu Nabilah berkata pada
Agha “Jangan hiraukan perkataannya , aku ikhlas kok berteman dengan-mu.”. Agha
hanya tersenyum puas.
Bel tanda
pulang sudah berbunyi , murid-murid pulang dengan tertib. Agha pulang dengan
berjalan kaki karena Agha tidak mempunyai uang untuk naik angkutan umum , bebeda dengan Malvin ,
Malvin pulang dijemput oleh mobil pribadi dan sopir pribadinya , suatu waktu
Malvin meminta sopirnya untuk menabrak Agha dari belakang , awalnya si sopir
tidak mau karena takut dipenjara , tetapi Malvin mengancam jika tidak menuruti
, si sopir akan dipecat. Dengan terpaksa si sopir akhirnya menuruti keinginan
tuan mudanya. Agha ditabrak dari belakang dengan kecepatan tinggi , Agha jatuh
tersungkur hingga jatuh ke jurang , lukanya parah , berlumuran darah , dan
pingsan. Tak seorangpun mengetahui kejadian itu , sehingga tidak ada yang
menolong. Sedangkan yang menabrak melarikan diri tanpa ada rasa bersalah.
Tetapi ada kakek tua mengetahui kejadian tersebut lalu si kakek bergegas
menyelamatkan nyawa Agha. Beruntung si Kakek masih sempat menyelamatkan Agha ,
lalu Kakek membawa Agha ke gubuk tua di tengah hutan tempat tinggal Kakek itu.
Kakek merawat Agha dan memberi obat alami , dan membiarkan Agha istirahat di
kasur tua Kakek , sedangkan kakek berjaga agar tidak diserang oleh binatang
buas. Tengah malam , orang tua Agha sangat khawatir dan panik dengan keadaan
Agha yang tidak pulang-pulang sejak berangkat sekolah , Ibu takut jika terjadi
apa-apa pada Agha , mereka sudah menghampiri rumah teman-teman Agha dan sudah
menelepon ke sekolah tetapi tidak ada kabar tentang Agha. Nabilah dan
teman-teman yang lain membatu untuk mencari Agha , terkecuali Malvin , Dion ,
dan Jefrry. Sehigga ayah Agha curiga dengan Malvin , karena Ayah Agha tau kalau
Malvin sangat benci pada Agha. “Bu , gimana kalau kita kerumah Malvin , siapa
tahu kalau Malvin menculik Agha” Ajak Ayah. “Kita jangan suudzon dulu , tidak
baik menuduh orang sembarangan.”Sahut Ibu. Waktu sudah menjelang subuh , mereka
pasrah , mereka menghentikan pencarian dan pulang kerumah masing- masing.
Pagi hari ,
Agha belum sadarkan diri , si kakek mencari bahan makanan dihutan untuk dimakan
bersama Agha. Beruntung Kakek mendapatkan
banyak bahan makanan dan cukup untuk dimakan berdua bersama Agha.
Sepulang ke rumah Kakek melihat Agha terbangun dari tidurnya. “Aku dimana?”
tanya Agha. “Kamu sekarang berada di rumah kakek , kemarin kamu mengalami
kecelakaan dan kakek merawatmu disini” Jawab kakek. “Siapa namamu nak?” tanya
kakek. “Namaku Agha kek” Jawab Agha. Lalu si Kakek mengajak Agha untuk sarapan
, dan selesai sarapan kakek akan mengantar Agha pulang kerumah. “Dimana kamu
tinggal nak?” Tanya kakek. “Aku tinggal di desa durian kek” jawab Agha. “Mari ,
kakek antar kamu pulang” Ajak kakek. “Tidak usah repot-repot kek , terima kasih
banyak telah merawatku , dan saya bisa pulang sendiri sekarang kek” sahut Agha.
“Tapi ini ditengah hutan nak , kakek takut kalau terjadi apa-apa dengan kamu”
ucap kakek.
Akhirnya si
Kakek mengantar Agha pulang ke rumah , di perjalanan Agha bertanya-tanya
sedikit tentang kakek. “Istri dan anak Kakek dimana?” Tanya Agha. “Istri dan
anak kakek sudah meninggal dunia karena diserang oleh harimau” kakek menjawab
dengan raut muka sedih. “Mungkin saat ini anakku setara dengan umurmu nak” ucap
kakek. “Kalau boleh tahu kenapa mereka bisa diserang harimau kek?” Tanya Agha
penasaran. “Itu karena kelalaian kakek membiarkan mereka dirumah sendirian ,
sedangkan kakek enak-enakkan mencari kayu bakar dihutan , lalu harimau masuk
kerumah kakek tanpa diduga , pada saat itu anak kakek masih bayi berumur 5
bulan jadi mereka berdua tidak berdaya melawan harimau kelaparan itu” jawab
kakek sambil mengingat masa lalunya.
Tanpa sadar
mereka sudah sampai dirumah Agha. “Itu kek rumahku yang bercat hijau” ucap
Agha. Lalu Agha berlari kerumah dan memeluk orangtuanya. “Kamu kemana saja nak?
, kami sudah berusaha mencarimu” tanya ibu. “Ceritanya panjang bu , nanti aku
ceritakan , yang penting kita harus berterima kasih pada kakek dulu bu” ucap
Agha. “Kakek siapa nak?” tanya Ayah. Lalu Agha menoleh kebelakang , belum
sempat berterima kasih , si Kakek sudah menghilang. Tetapi Agha tahu alamat
rumah Kakek , Setiap pulang sekolah Agha dan Nabilah selalu mampir kerumah
Kakek dan tak jarang ibu membuatkan makanan untuk Kakek.
Dua bulan
kedepan sekolah mengadakan lomba cerdas cermat , Agha dan Nabilah mengikut
sertakan diri untuk mengikuti lomba tersebut , mereka mengajak Rizal untuk menjadi tim mereka , tim mereka
sangat cocok dan bisa dibilang hampir sempurna karena Agha handal dalam
pelajaran matematika , Nabilah pintar dalam pelajaran bahasa , sedangkan Rizal
pandai dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan atau PKN. Tapi mereka tidak
bisa meremehkan lawan mereka , karena lawan mereka juga termasuk pintar. Lawan
mereka adalah Malvin dan dua orang temannya Dion , dan Jeffry. Meskipun mereka
jail tapi mereka bisa dibilang pandai karena Jeffry pandai dalam pelajaran seni
budaya , Dion mengerti semua pelajaran sejarah , sedangkan Malvin sendiri
handal dalam pelajaran ilmu pengetahuan.
Agha tidak
bisa santai-santai , dia harus terus belajar , dia tidak mempunyai waktu
bermain , apalagi main di rumah kakek. Agha , Nabilah , dan Rizal selalu
belajar dan berlatih bersama. Hingga acara lomba dimulai.
Lomba
dimulai , kedua tim sudah siap dan matang untuk mengikuti lomba. Perlawanan
sangat sengit , pertanyaan demi pertanyaan dilanturkan , dan mereka harus
berebut menjawab pertanyaan tersebut. Skor mereka sama , tim Agha mendapat
point 200 dan tim Malvin juga mendapat point 200. Terpaksa panitia harus
mengeluarkan pertanyaan terakhir , pertanyaan ini adalah pertanyaan penentuan
menang atau kalahnya salah satu tim. Pertanyaan ini adalah pertanyaan
matematika yang berhubungan dengan huruf aljabar , akhirnya pertanyaan sudah
dikeluarkan dan Agha bergegas menghitung dan mencoret-coret kertas buramnya
untuk menentukan jawabannya. Tidak banyak tanya Agha langsung menekan bel dan cepat-cepat
menjawab. Ternyata jawaban Agha benar dan tim Agha menang dengan point 210 ,
selisih tipis dengan tim Malvin yang memperoleh point 200. Akhirnya mereka
mendapat medali , piala , dan sertifikat kemenangan. Tetapi tim Malvin tidak
sportif , mereka tidak memberi selamat pada tim Agha malah langsung
meninggalkan ruangan. Tetapi tim Agha dengan besar hati memaafkan mereka.
Sudah tiga
bulan mereka tidak kerumah kakek , mereka berniat memberi kejutan pada kakek
dengan kemenangan mereka dalam lomba cerdas cermat sekolah. Mereka sudah sampai
dirumah kakek. Kebahagiaan mereka seakan langsung buyar setelah mereka membuka
pintu rumah kakek , mereka melihat kakek tertidur kaku , suhu badan kakek
dingin , seluruh wajah kakek terlihat pucat , dan kakek sudah tidak
menghembuskan nafasnya lagi. “Innalillahi wa inna ilaihi roziun” ucap Agha ,
Nabilah , dan Rizal serentak sambil menangis , seakan tidak rela melepas
kepergian seorang kakek tua yang baik dan sabar itu. Mereka mengumpulkan dana
untuk pemakaman jenazah kakek.
Tapi mereka
masih sangat sayang pada kakek itu. Setiap hari mereka membersihkan dan
merapikan rumah kakek yang berdebu dan lusuh itu. Di waktu yang sama Malvin ,
Dion , dan Jeffry sedang mencari serangga di hutan dekat dengan rumah kakek.
Tidak diduga mereka diperhatikan oleh seekor harimau , dan harimau itu mulai
menyerang tiga anak itu , mereka berteriak minta tolong. Agha yang mendengar
kejadian itu bergegas menyelamatkan tiga anak itu , yang awalnya Agha adalah
anak yang penakut , menjadi gagah berani seakan jiwa kakek itu merasuk kedalam
tubuh Agha.
Agha
langsung bergegas mengambil bambu yang sangat runcing , dan langsung
menancapkan ke perut harimau itu sampai tembus kesamping. Harimau itu mati tak
berdaya. Dion dan Jeffry berterima kasih pada Agha sekaligus ingin meminta maaf
atas perbuatannya selama ini. Kecuali Malvin , Malvin malah marah-marah kepada
Agha. “Kenapa kamu ikut campur urusan kami , seharusnya aku tadi bisa membunuh
harimau itu dan menyelamatkan nyawa Dion dan Jeffry!” , “Tapi kenapa kamu tadi
berteriak sambil menangis seperti anak kecil” Sahut Jeffry. “Bodoh , itu tadi
untuk memancing harimau itu” Ucap Malvin. “Sudahlah , kamu banyak alasan , kami
tidak mau main lagi sama kamu , untung ada Agha yang menyelamatkan nyawa kami.”
Potong Dion. Akhirnya Malvin pergi dengan rasa malu , marah , jengkel , dan
benci bercampur jadi satu. “Seharusnya kalian tidak boleh begitu pada teman
kalian sendiri”ucap Agha. “Biarkan saja , siapa suruh dia sombong”jawab Dion
dan Jeffry serentak. Akhirnya mereka berteman baik dengan Agha.
Sepuluh
tahun kemudian , mereka sudah beranjak dewasa , mereka sudah mendapat pekerjaan
masing-masing Agha menjadi sukses karena Agha menjadi bendahara keuangan
Republik Indonesia , Rizal menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ,
Nabilah menjadi pengacara terhormat , Dion menjadi sejarahwan terkenal , Jeffry
menjadi perupa atau seniman besar Indonesia. Tetapi yang paling menyedihkan
adalah Malvin yang cita-citanya sebagai dokter tapi tidak kesampaian karena
orangtuanya bangkrut dan akhirnya meninggal karena stress berat , Malvin yang
dulunya manja dan tidak mandiri akhirnya tidak memiliki pengalaman dan sekarang
menjadi pemulung jalanan.
Agha
berjodoh dengan Nabilah dan mereka sudah sukses karena usahanya sendiri dan
memiliki rumah mewah dan besar , padahal awalnya Agha adalah anak dari orang
yang kurang mampu , sekarang Agha dapat membahagiakan orangtuanya , dan
orangtua Agha dapat menghabiskan waktu-waktu tuanya di rumah Agha yang nyaman.
Malvin
semakin iri melihat kejadian itu apalagi gadis yang disukainya dulu menjadi
istri orang yang paling dibencinya yaitu Agha. Waktu Agha akan berangkat kerja
, dia melihat seseorang didepan rumahnya. “Kelihatanya aku kenal dengan orang
itu” ucap Agha pada Istrinya. “Bukanya itu Malvin , teman kita SMP dulu”jawab
Nabilah. “tidak mungkin , dia kan anak orang kaya”jawab Agha tidak percaya.
“Coba kita dekati” ajak Nabillah. Ternyata benar orang itu adalah Malvin.
Malvin menceritakan semua kejadiannya dan sekaligus meminta maaf kepada Agha.
Agha mengajak Malvin untuk tinggal bersama dirumahnya dan sekaligus mendanai
Malvin untuk belajar di pendidikan kedokteran demi cita-citanya. Malvin sangat
bahagia dan sangat berterima kasih pada Agha dan Nabillah. Kebaikannya
mengingatkan Agha dengan sosok Kakek yang pernah menolongnya dulu. Agha
menganggap arwah Kakek itu masuk dalam jiwa dan nurani Agha.